Ribuan langkah kau tapaki
Pelosok negeri kau sambangi
Tanpa kenal lelah jemu
Sampaikan firman Tuhanmu
Terik matahari tak surutkan langkahmu
Deru hujan badai tak runuhkan azzammu
Raga kan terluka tak jerihkan nyalimu
Fatamorgana dunia tak silaukan pandangmu….
(Syair Nasyid Sang Murabbi)
Lagu Izzis diatas mengingatkan kita akan
perjuangan para masyaikh-masyaikh dakwah yang telah mewaqafkan hidupnya dijalan
dakwah. Para murabbi yang tak kenal lelah dan jemu menanam pohon-pohon
tarbiyah. Dulunya pohon ini hanya satu
ditengah lahan-lahan gersang yang tak terurus. Dulu pohon ini hanya sendiri
melawan segenap cobaan untuk mengakhiri kehidupannya. Dulu Pohon ini dirawat
dengan diam-diam tanpa sepengetahuan intel-intel penguasa. Karena para penguasa
tahu jika pohon ini dibiarkan tumbuh subur maka kekuasaannya akan berakhir.
Pada tahun 1998 apa yang mereka takutkan terbukti. Para penguasa itu hengkang
dari istananya karena desakan-desakan buah keimanan dari pohon tarbiyah yang
sudah ditanam lama. Buah dari pohon tarbiyah yang selalu dijaga kualitasnya.
Buah dari pohon tarbiyah yang ditanam dipekarangan kampus-kampus dengan penuh
ketekunan dan kesabaran.
Teringat sebuah kata-kata heroik dari
Ustadz Rahmat Abdullah,
Teruslah bergerak hingga kelelahan itu
lelah mengikutimu, teruslah berlari hingga kebosanan itu bosan mengejarmu,
teruslah berjalan hingga keletihan itu letih bersamamu, teruslah bertahan
hingga kefuturan itu futur menyertaimu, tetaplah terjaga hingga kelesuan itu
lesu menemanimu
Mereka
para masyaikh dakwah terus bergerak menanami pohon-pohon tarbiyah hingga ujian
yang menghadang kelelahan mengikuti semangat menanamnya. Mereka terus berlari
menejelajahi setiap sudut negeri ini untuk menyemaikan pohon tarbiyah baru.
Mereka tak pernah berhenti untuk menanami pohon ini hingga pohon ini hadir di
setiap pekarangan rumah yang mampu
membawa kesejukan pada anak-anak ibu pertiwi.
Kini pohon tarbiyah telah tumbuh dengan
sangat kokohnya. Mengeluarkan buah keimanan yang manis. Kini pohon tarbiyah
berhasil menghadirkan keteduhan pada negeri ini. Kini pohon tarbiyah telah
mampu menghadirkan pertahanan yang kuat pada bangsa ini dari terpaan deras angin
globalisasi fikrah kebatilan. Kini pohon tarbiyah telah mampu menghadirkan
kesejukan dan kenyamanan. Kini pohon tarbiayah telah mampu hidup di pekarangan
kantor-kantor pemerintahan, kejaksaaan, perpajakan dan bahkan di perusahaan.
Kini pohon itu juga tumbuh subur di pekarangan gedung dewan perwakilan rakyat.
Hampir tak ada propinsi di negeri ini yang tak ditumbuhi pohon tarbiyah.
Pohon ini tumbuh karena kegigihan para pejuang
dakwah menanam dan merawatnya. Mereka telaten menyiangi hama-hama kehidupan
yang dapat menghalangi pertumbuhan pohon. Mereka senantiasa menyirami pohon
tarbiyah itu dengan air takwa yang sejuk dan menyuburkan. Kelak suatu saat
pohon tarbiyah akan tumbuh di pekarangan istana negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar