![]() |
Memori Salam 2011 |
“Seorang
sahabat bertanya pada Rasulullah SAW,Siapakah sahabat paling baik bagi kami?
Nabi SAW menjawab,”seseorang yang apabila kamu memandangnya,akan teringat
kepada Allah SWT,apabila kamu mendengar ucapannya akan bertambah pengetahuanmu
tentang islam dan apabila kamu melihat
kelakuannya,kamu teringat kepada hari akhirat”
Membaca hadist diatas membuatku merenung
sejenak.Apakah selama hidupku dari dulu hingga kini telah menemukan sahabat
yang dicirikan Rasulullah diatas.Aku mencoba mereview kenangan-kenangan
persahabatan yang telah tersimpan lama dalam folder otakku.Alhamdulillah ketemu
juga akhirnya setelah melalui proses searching
yang cukup lama dan melelahkan karena sudah bergiga-giga byte memori
kenangan yang ada di folder otakku.Walaupun filenya sudah cukup using karena
telah lama tak dibaca tapi pesona isinya tak sedikitpun memudar. Perlahan dan
penuh penghayatan kubaca file tentang kisah-kisah persahabatan indah yang
pernah kujalani bersama sahabat-sahabatku.Salah satunya adalah kisah perjalanan
rihlah (refreshing) kerumah salah
seorang sahabat pengurus lembaga dakwah fakultasku,juni 2011 yang lalu.
Setelah lama
direncanakan dan gagal beberapa kali akhirnya Rihlah (Refreshing) teman-teman
PH (Pengurus Harian) LDSI (Lembaga Dakwah dan Studi Islam) At Tarbawi FKIP
UNTAN terealisasi hari minggu,tanggal 5 Juni 2011 di Rasau Jaya, kediaman
Ariyanti. Rihlah ini diikuti hampir semua PH,kecuali Ukhti Aisyah dan Ukhti
Imas yang memang berhalangan hadir.Perjalanan dari Pontianak dengan menggunakan
sepeda motor dimulai pukul 07.15 dan tiba di rumah Ariyanti pukul 08.30.Sebuah
perjalanan yang cukup lama dan seru.
Saat tiba disana
kami disambut oleh bapak dan ibu ari,setelah itu teman-teman akhwat (cewek)
yang terdiri dari Herni,Uci,Maulini,Rini dan Ariyanti sebagai tuan rumah langsung
ke dapur (kurang tahu apa aja yang mereka kerjakan),dan kami para ikhwan
(laki-laki) yang terdiri dari Catur,Wawan dan aku sendiri tetap di ruang
depan ditemani bapak Ari,mengobrol
tentang banyak hal. Tidak lama setelah duduk melepas lelah,datang suguhan
goreng pisang made in Mb’Rini. Hemm..bercerita tentang pisang goreng buatan mb
Rini,sepertinya ada yang harus dievaluasi terkait rasa dan penyajiannya
(hehe...peace mb’ just kidding).
Setelah ngobrol
cukup lama dengan bapaknya Ari,akhirnya
kami keluar melihat suasana yang dingin
dan sejuk di sekitar halaman rumah.Melihat pohon-pohon hijau yang
rindang,melihat angsa tua yang kaki kanannya tidak bisa digunakan untuk
berjalan,bertemu dengan dua anak kambing yang lucu dan jinak,dan pemandangan
lainnya. Hemm...bersyukur sekali kami bisa bersilaturahim disini,disambut
dengan ramah oleh tuan ramah,dan tentunya suguhan-suguhan makanan yang terus
berdatangan (hehe...dasar tukang makan).Setelah
lama menikmati pemandangan disekitar halaman rumah,saya dan teman-teman yang ikhwan (laki-laki) diminta untuk memanjat
kelapa di temani bapak Ari.Sebuah kesempatan yang berharga dan langka untuk menunjukkan
dan membuktikan kapasitas saya sebagai orang Teluk Pakedai (sebuah daerah
kecamatan,di kabupaten Kubu Raya,Kalimantan Barat) ,yang insya allah punya
skill untuk memanjat kelapa (hhe..lebay....).
Setelah mencoba
memanjat kelapa yang sebenarnya tidak terlalu tinggi itu beberapa kali,akhirnya saya
menyerah,karena kondisi kelapanya yang licin dan tidak ada pijakan.Kemudian
wawan mencoba unjuk gigi,membuktikan kapasitasnya sebagai putra Sungai Bemban
asli (orang gunung coy)...ternyata juga tidak jauh lebih baik dari saya. Selanjutnya
putra Bengkayang (Catur Wong Jowo,eh salah Catur Wibowo) mencoba peruntungan
dan unjuk kebolehan dalam memanjat kelapa,ternyata juga tidak berhasil
menaklukkan kelapa yang tingginya kira-kira 2 meter itu.Akhirnya bapak Ari
menggunakan cara pamungkas yang insya allah ampuh untuk menjatuhkan beberapa
buah kelapa yang nampak tersenyum puas dan bangga karena ketidakberhasilan kami
menjatuhkannya.Caranya dengan menggunakan arit yang dipasang pada sebuah bambu
panjang yang bagian ujungnya dibelah dua,kemudian pegangan arit dimasukkan
kedalam dua belahan bamboo itu,selanjutnya diikat kuat-kuat.Ternyata ada
masalah baru,bambunya kurang tinggi untuk mencapai buah kelapa.Solusi akhirnya
adalah dengan menggunakan tangga yang dipasang pada batang kelapa.Setelah
beberapa kali mencoba,akhirnya satu tandan buah kelapa itu harus menerima
kenyataan jatuh terjerembab
ketanah,takluk pada ketajaman arit bapaknya Ari.Kami semua ikut senang dengan
kenyataan ini dan semakin bersemangat membantu pak Ari untuk menguliti kelapa
yang konon katanya ‘muda’ ini.
Setelah 10 menit mengupas kelapa,akhirnya kami dapat
tugas untuk membedah isi buah kelapanya.Hem...setelah isi kelapa nampak batang
hidungnya (he..emang isi kelapa punya hidung),kami mendapati sebuah kenyataan
kelapa ini tidak semuda yang kami bayangkan.Isinya terlalu keras untuk diberi
gelar ‘kelapa muda’.Tapi karena ini
tugas,dengan agak berat hati akhirnya kami kuliti juga isi kelapa ini semampu
kami.Namun karena emang keras dan sulit dikuliti akhirnya kami menyerah dan
menawarkan ide baru buat teman teman-teman akhwat untuk membuat kue Gamat (kue
yang terbuat dari adonan kelapa parut dan tepung ketan) saja dari kelapa tersebut.Kebetulan
juga tepung ketannya tersedia dirumah,jadi deh kami dapat tugas
baru (memarut kelapa dan mencampurkan adonan kuenya).
Lima belas menit
kemudian,parutan kelapa dan adonan kuenya selesai dan siap digoreng dan
diproses lebih lanjut (menjadi
kue’gamat’ yang enak dan super lezat),kami berharap kami yang
menggorengnya,karena kalau teman-teman akhwat yang menggoreng,kejadian pada
pisang goreng terulang kembali (hehe
lagi-lagi peace mb’). Tapi sepertinya kami tidak diberi kepercayaan untuk
menggorengnya.Ya udah,gak papa.Selanjutnya kami PH yang ikhwan memutuskan masuk kerumah menikmati gorengan tempe dan pisang goreng
made in mb rini kembali.
Tidak terasa jarum
jam menunjukkan pukul 11.58 WIB,kami pun memutuskan untuk sholat berjamaah di
masjid Jami’Al-Hidayah,Rasau Jaya. Setelah sholat,punggung ini tidak bisa lagi
ditahan untuk tidak direbahkan,disponsori lagi dengan mata yang terasa semakin
berat dan sendu untuk tidak dipejamkan.Sekitar lima belas menit kami
tertidur,dan terbangun oleh pekikan dahsyat dari “kampoeng tengah” untuk segera
diisi.Kami akhirnya memutuskan kembali kerumah Ari,tidak lama setelah duduk
dirumah,apa yang kami tunggu tiba,dan dengan agak malu-malu kami pun akhirnya
memenuhi hajat dari kampong tengah yang sejak tadi berteriak.Apa yang kami
nikmati pukul 12.45 itu merupakan hasil ‘rekayasa
rasa’dari teman-teman PH akhwat
yang telah bersimbah ‘keringat’
membuatnya dari pagi.Hemm...mudah-mudahan keringatnya tidak masuk ke makanan ya
(hehe...peace..peace).Kalau ditanya tentang rasanya (cukup lumayan),untuk calon
ummi yang emang kudu harus bisa masak.Kue gamat yang kami nantikan dari tadi
ternyata juga sudah bisa langsung dinikmati berbarengan dengan hidangan makan
siang,ditambah buah papaya dan dipermanis lagi dengan suguhan air es kelapa’agak tua’ hehe,sedap....sedap.....
Selesai makan
siang,agenda selanjutnya adalah melanjutkan tidur yang tidak maksimal di
masjid,sambil menunggu cuaca panas terik
diluar kembali mendingin,agar bisa jalan-jalan ke dermaga Rasau. Tapi
mata ini tidak bisa diajak kompromi untuk tidur lagi,akhirnya sembari menunggu
tibanya waktu ashar kami berdiskusi tentang
rangkaian kegiatan Mukhtamar Tarbawi periode 2010-2011.Banyak ide yang
muncul,banyak pendapat kreatif yang hadir (salah satunya ide ‘gerak jalan’
dengan hadiah utama ‘kambing bapak ari’ hehe peace..pak just kidding) dan
akhirnya diputuskan untuk rangkaian mukhtamar tarbawi periode 2010-2011 diisi
dengan kegiatn; buat anggota aktif tarbawi,pengurus tarbawi,alumni dan
masyarakat FKIP.
Tidak terasa
diskusi yang panjang terhenti karena riuhnya rintik hujan membasahi
bumi.Suaranya mampu mengalahkan nada sopran dan tenor dari mulut-mulut
kami.Rintik hujan juga yang membuat mata yang tadinya tidak mau
terpejam,perlahan tapi pasti mulai mengendur saraf-sarafnya untuk terkatup teratur.Tapi
sebuah sapaan dari mb’ rini mengingatkan tentang tibanya waktu Ashar
membuyarkan semangat tidur kami untuk segera
bergegas ke masjid jami’ Al Hidayah.Sesaat setelah kami menginjakkan kaki dipintu
masuk masjid,rintik-rintik hujan yang tadinya pelan, mulai menekan kuat rem
gasnya untuk berebutan mendarat ke bumi.Mereka tampak berpesta pora dengan
bahagianya membasahi bumi.Kami pun segera memenuhi kebutuhan ruhiyah untuk
segera menghadap sang khalik.
Setelah sholat
ashar sembari menunggu redanya hujan,kami melakukan aktivitas yang
berbeda.Wawan tampak asyik dengan tilawahnya.Bowo asyik dengan tidurnya.Dan
saya memutuskan untuk ber’FB’ ria.Tapi akhirnya tewas juga ‘dengan kantuk’ yang
semakin tangguh menyerang.Tepat jarum jam menunjukkan pukul 16.45 hujan sedikit
mereda bersamaan dengan kondis kami yang sudah merapat dipelabuhan ‘kesadaran’ setelah sekian lama berlayar
di pulau entah berantah.Jalan becek dan agak berlumpur tidak menyurutkan
semangat kami untuk segera kembali ke rumah ari dan melanjutkan perjalanan
pulang ke Pontianak.Setibanya di rumah Ari,PH akhwatnya juga sudah bersiap
untuk pulang.Sempat kami berdiskusi sebentar melanjutkan pembahasan rangakaian
kegiatan mukhtamar,tapi karena waktu yang semakin senja,kami pun memutuskan
untuk segera mengakhiri diskusi dan pulang.
Itulah sekelumit kisah tentang
suasana rihlah (Refreshing) akhir episode kepengurusan kami di lembaga dakwah
Faklutas bulan Juni 2011 yang lalu. Catur, Wawan, Maulini,Ariyanti, Ucu Imas,
Mb Rini, Bunda Aisyah, Herni dan, Uci. Terima kasih telah menjadi bagian dari
episode persahabatan dalam film kehidupanku.Sebuah episode yang dipenuhi dengan
kenangan-kenangan yang tak terlupakan.Kenangan bahagia,duka menjadi satu
melebur dalam alunan tembang kenangan di hatiku.Teringat saat kita sering rapat
sampai magrib lantaran kesulitan menemukan benang merah dalam permasalahan yang
kita diskusikan.Teringat suasana haru saat kita mencarikan solusi buat beberapa
teman-teman yang jarang nongol di kegiatan.Teringat suasana evaluasi kepengurusan
di agenda tafakur alam saat air mata jatuh menetes tak tertahankan karena merasa
ada rukun-rukun persahabatan yang telah kita lalaikan selama ini. Ketika
ada yang bermasalah dalam perjalanan persahabatan kita, dulu
kita sepakat untuk saling menjadikan sahabat sebagai cermin. Menjadikan
sahabat sebagai cermin berarti melihat dengan seksama ,lalu saat kita
menemukan hal yang tidak berkenan dihati, kita tahu yang harus
dibenahi bukanlah “sang bayang-bayang” namun yang harus dibenahi adalah kita
yang sedang mengaca.Yang harus diperbaiki bukan sahabat yang kita temukan
celanya, melainkan
pribadi kita yang sedang bercermin padanya.
Seperti
kehidupan manusia yang selalu diliputi kekurangan dan kelebihan. Begitu pula yang terjadi dalam jalinan
persahabatan kita selama ini. Selalu
berwarna dan berdinamika. Hari
ini berwarna merah, mungkin besok telah berubah menjadi hijau,dan lusanya malah
menjadi kuning atau campuran/paduan dari semua warna tersebut.Seperti
pelangi,terkadang persahabatan kita berwarna.Ada saatnya kita saling memahami
dan adakalanya perbedaan mendatangkan kesedihan. Karakter kita yang
berwarna menyebabkan berwarnanya juga suasana persahabatan. Jika persahabatan itu
semisal pelangi, mungkin
aku biru, engkau
merah,dia kuning dan mereka hijau. Kita
memiliki keindahan sendiri, tapi
semakin sempurna jika mewarna bersama dalam bentuk pelangi ukhuwah. Semoga Allah selalu
menguatkan ikatan persaudaraan antara kita.Mari tetap jaga persahabatan kita
walau kesibukan menjedakan pertemuan. Walau mungkin kita tak pernah bertemu
kembali.
Ukhuwah tidak mengenal kesudahan,ia mengiringimu
dalam hidup sebagai penyejuk,menyapamu dalam kesendirian yang melelahkan dan
menjagamu tetap dalam senyum. Ukhuwah
adalah persaudaraan yang kekal dan ia tak mengenal kejenuhan. Ukhuwah selalu punya sesuatu untuk
dibagi, meski
hanya sebuah nasehat atau sebait doa yang tidak tampak
Sahabat
fillah,Semoga ukhuwah kita abadi,
tidak
lekang dimakan masa.
Semoga
semangat berdakwah kita membumi.
Semoga
amal yang kita lakukan selama ini melangit
Semoga
akhir kepengurusan,bukanlah akhir dari masa persahabatan kita.
Sahabatku,dibumi
Allah manapun kita kelak berada,
mari
kita berjanji untuk selalu ada menjadi solusi dari setiap permasalahan,
penginspirasi
untuk semua kebaikan
dan orang terdepan yang menjadi penyembuh
luka-luka kehidupan.
(Sardini)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar