Tak ada tempat yang aman didunia ini dari
hembusan asap rokok. Diatas motor mereka
merokok. Dibecak mereka merokok. Didalam kantor mereka merokok. Diruangan ber
AC mereka merokok. Kenapa ini bisa terjadi dinegeriku yang mayoritas
penduduknya muslim. Bukankah rokok itu racun yang merenggut ketahanan fisik.
Lebih ironis lagi sebagan besar ahli hisab itu adalah orang-orang miskin.
Mereka tak peduli perut keroncongan, asal rokok telah terjepit diantara
telunjuk dan jari tengah semua masalah seolah tanpa masalah. Mereka baru sadar
tentang bahaya rokok saat tubuh bergegar menahan batuk. Jantung tergouncang
memompa darah beracun. Hidung tersengal menghisap oksigen. Tubuh terbaring
menanti ajal. Ya mereka baru sadar saat timbunan racun dan jutaan zat perusak yang dihisab
bertahun-tahun itu mulai mengkudeta ketangguhan imun tubuh.
Wahai jiwa-jiwa yang cerdas. Wahai para orang
awam yang tersengal mengais rezeki pemanjang hidup. Tidakkah kau segera
menghentikan keahlian menghisapmu. Ya berhenti sekarang juga atau maut cepat
bertamu melimitkan usiamu? Wahai para pemimpin pemegang tampuk kekuasaan takkah
kau kasihan pada rakyat yang memberimu mandat untuk memimpin mereka? Stop dan musnahkanlah. Bakarlah perizinan para
cukong kaya penghisap kekayaan dari hisapan rokok para keluarga miskin.
Bakarlah segera perizinannya sebagaimana mereka telah membakar jantung,
paru-paru, hati dan organ-organ penting rakyatmu. Kalau kau tak membakarnya,
maka tunggulah tak lama lagi kursi kekuasaan yang kau duduki hangus terbakar
oleh api masalah yang ditimbulkannya. Bagiku tak ada solusi lebih indah . Lebih
populer dan lebih berhasil untuk mengatasi musibah rokok kecuali dengan
membakar perizinan perusahaan-perusahaan rokok dinegeri ini. Hentikan masalah akut
ini sesegera mungkin.
Menanti
hari-hari dimana kita bebas menghirup segarnya udara kehidupan. Menunggu massa
dimana rokok seolah tak pernah bertamu dimuka bumi. Kapankah waktu itu?
Pagi Hari Diatas Motor Klotok "Telok Melano"
18 November 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar