-->

searchbox



Selasa, 18 Desember 2012

Menanti Bebas dari Tahanan Rokok



Tak ada tempat yang aman didunia ini dari hembusan asap rokok.  Diatas motor mereka merokok. Dibecak mereka merokok. Didalam kantor mereka merokok. Diruangan ber AC mereka merokok. Kenapa ini bisa terjadi dinegeriku yang mayoritas penduduknya muslim. Bukankah rokok itu racun yang merenggut ketahanan fisik. Lebih ironis lagi sebagan besar ahli hisab itu adalah orang-orang miskin. Mereka tak peduli perut keroncongan, asal rokok telah terjepit diantara telunjuk dan jari tengah semua masalah seolah tanpa masalah. Mereka baru sadar tentang bahaya rokok saat tubuh bergegar menahan batuk. Jantung tergouncang memompa darah beracun. Hidung tersengal menghisap oksigen. Tubuh terbaring menanti ajal. Ya mereka baru sadar saat timbunan  racun dan jutaan zat perusak yang dihisab bertahun-tahun itu mulai mengkudeta ketangguhan imun tubuh. 


Wahai jiwa-jiwa yang cerdas. Wahai para orang awam yang tersengal mengais rezeki pemanjang hidup. Tidakkah kau segera menghentikan keahlian menghisapmu. Ya berhenti sekarang juga atau maut cepat bertamu melimitkan usiamu? Wahai para pemimpin pemegang tampuk kekuasaan takkah kau kasihan pada rakyat yang memberimu mandat untuk memimpin mereka?  Stop dan musnahkanlah. Bakarlah perizinan para cukong kaya penghisap kekayaan dari hisapan rokok para keluarga miskin. Bakarlah segera perizinannya sebagaimana mereka telah membakar jantung, paru-paru, hati dan organ-organ penting rakyatmu. Kalau kau tak membakarnya, maka tunggulah tak lama lagi kursi kekuasaan yang kau duduki hangus terbakar oleh api masalah yang ditimbulkannya. Bagiku tak ada solusi lebih indah . Lebih populer dan lebih berhasil untuk mengatasi musibah rokok kecuali dengan membakar perizinan perusahaan-perusahaan rokok dinegeri ini. Hentikan masalah akut ini sesegera mungkin. 

Menanti hari-hari dimana kita bebas menghirup segarnya udara kehidupan. Menunggu massa dimana rokok seolah tak pernah bertamu dimuka bumi. Kapankah waktu itu?

Pagi Hari Diatas Motor Klotok "Telok Melano" 
18 November 2012

Tidak ada komentar: