-->

searchbox



Jumat, 23 September 2011

Kesetiaan yang Menggetarkan Hati

Beliau seorang bapak berusia senja yang memiliki nama singkat: Suyatno.Lebih dari 32 tahun pak Suyatno berumah tangga.Dari pernikahan itu mereka dikaruniai 4 orang anak.Usai melahirkan anak keempat,nasib tragis menimpa keluargnya.Tiba-tiba istri pak Suyatno kakinya lumpuh. Kelumpuhan kaki itu berlangsung selama dua tahun.Menginjak tahun ketiga,bukannya sembuh malah seluruh tubuhnya ikut menjadi lemah dan terasa tidak bertulang.Keseharian pak Suyatno membuat banyak orang meneteskan air mata.


Sebelum berangkat bekerja beliau menghadapkan istrinya kedepan TV agar istrinya tidak bosan, dan kesepian dirumah.Siang hari pak Suyatno pulang untuk menyuapi istrinya makan siang karena kebetulan tempat kerjanya tidak jauh dari rumah.Sorenya,sepulang bekerja,Pak Suyatno memandikan,mengganti pakaian,dan menuyuapi makan istrinya.Selepas maghrib dia temani istrinya sambil bercerita tentang apa saja yang dia alami seharian.Sang istri hanya tersenyum.Karena lidahnya pun kini tak lagi mampu mengucap kata. Rutinitas ini telah dilakukanPak Suyatno lebih kurang 25 tahun.

Lalu kemana keempat anaknya?.Mereka sudah berkeluarga dan yang bungsu masih kuliah.Suatu hari keempat anaknya berkumpul. Dengan kalimat yang sangat hati-hati,anak sulung memberanikan berkata,”Pak,kami ingin sekali merawat ibu.Semenjak kecil kami melihat bapak merawat ibu tanpa sedikitpun keluar keluhan dari bibir bapak.Bahkan tidak mengizinkan kami merawat ibu.”Dengan air mata berlinang dan tutur yang terbata,”anak itu melanjutkan kata-katanya,”.Sudah keempat kalinya kami mengizinkan Bapak menikah lagi.Kami rasa ibu pun akan mengizinkannya.Kapan bapak menikmati masa tua bapak dengan berkorban seperti ini?

Kami sudah tidak tega melihat Bapak. Kami janji kami akan merawat ibu dengan baik secara bergantian.Apakah pak Suyatno menerima tawaran anak-anaknya?Pak Suaytno justru menjawab dengan kata-kata yang membuat kita malu,”Anak-anakku,jikalau perkawian dan hidup di dunia ini hanya untuk nafsu,mungkin Bapak akan menikah,tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup.Dia telah melahirkan kalian.Kalian yang selalu kurindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta yang tidak seorangpun dapat menghargai dengan apapun.Coba kalian Tanya ibumu,apakah dia menginginkan keadaannya seperti ini? Kalian menginginkan Bapak bahagia,apakah batin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang? Kalian menginginkan Bapak yang masih diberi Tuhan kesehatan supaya dirawat oleh orang lain,bagaimana dengan ibumu yang masih sakit?

(Sumber: Buku,"Tuhan,Maaf Kami Sedang Sibuk")

Tidak ada komentar: